Minggu-minggu ini sebagian dari kita akan kedatangan orang baru dalam lingkungan keluarga kita yaitu pembantu rumah tangga baru. Banyak hal yang harus kita ketahui tentang mereka sebagai orang yang baru dilingkungan kita. Satu hal yang harus kita ketahui dari mereka adalah apakah mereka sehat? Apakah mereka juga terbiasa dengan perilaku hidup sehat. Pada umumnya mereka akan menjadi teman bagi anak-anak kita apalagi kalau kita sebagai orang tua sepanjang hari harus bekerja. Anak-anak kita akan lebih lama kontak dengan pembantu kita dibandingkan kita sebagai orang tua dengan anak-anak kita. Kadang kala karena kesibukan kita, masalah kesehatan pembantu kita ini merupakan masalah yang kita anggap sepele dan tidak penting.Tetapi kita akan terkaget-kaget suatu saat nanti ketika kita mengetahui bahwa anak kita divonis menderita TB paru. Ini terjadi pada keponakan saya tahun lalu ketika anaknya yang baru 5 tahun divonis menderita TBC paru. Kebetulan anak tersebut berat badannya tidak naik-naik dan sering mengalami batuk pilek dan melalui serangkaian pemeriksaan termasuk pemeriksaan darah dan foto rontgen dada diketahui keponakan saya tersebut menderita TBC paru. Kedua orang tuanya sehat dan tidak pernah menderita TBC paru sejak anak ini lahir. Tentu akhirnya diduga bahwa anak tersebut tertular dari pengasuhnya.
Pertanyaannya adalah bagaimana mengenali TBC paru pada orang dewasa?
Hal ini jelas tidak mudah kalau orang tersebut masih merasakan badannya sehat dan masih mampu mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Pada kelompok pasien yang memunculkan gejala ringan seperti hanya batuk sekali-kali atau berat badan cenderung turun maka hanya dengan pemeriksaan foto rontgen dada yang dapat mengidentifikasi adanya flek pada parunya. Gejala yang jelas dan bisa diidentifikasi apabila sepanjang waktu pembatu rumah tangga kita tersebut batuk disertai keluhan sakit dada. Bahkan pada keadaan yang lebih berat selain batuk dan nyeri dada juga mengeluh sesak nafas. Apalagi jika batuknya disertai dahak bahkan jika ada darahnya maka patut diduga bahwa pembantu kita tersebut menderita TBC paru. Keluhan-keluhan lain yang dapat muncul antara lain demam tidak terlalu tinggi terutama malam hari, keringat malam hari, berat badan turun dan tampak lemas dan pucat.
Adanya TBC paru merupakan hal penting yang perlu kita identifikasi pada para pembantu kita tersebut mengingat dengan kontak yang dekat dan lama infeksi ini dapat ditularkan dari satu orang ke orang lainnya dari orang dewasa ke anak-anak. Dari pembantu kita yang mengalami TBC paru ke anak-anak kita.
TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yaitu Mycobacterium tuberculosis (M. Tuberkulosis). Indonesia termasuk “the big five” sebagai negara2 dengan kasus TBC terbanyak di dunia. Penyakit ini ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui udara. Kuman ini tersebar dari seseorang melalui batuk, bersin atau bicara. Beratnya penyebaran penyakit ini berhubungan dengan banyaknya kuman yang terdapat pada dahak seseorang, luasnya keterlibatan paru-paru akibat penyakit ini, seringnya batuk anggota keluarga yang mengalami penyakit ini. Selain itu semakin dekat hubungan antara pasien dengan anggota keluarga yang lain serta lamanya kontak dengan pasien yang mengalami penyakit TBC tersebut merupakan factor yang memudahkan penyakit ini berpindah dari satu orang keorang lainnya. Oleh karena itu jika dirumah kita dan keluarga dekat kita ada yang menderita TBC paru maka sebenarnya anggota keluarga lain yang dekat penderita tersebut potensial untuk tertulari penyakit ini. Apalagi jika terdapat riwayat tidak pernah imunisasi saat bayi maka seseorang tersebut beresiko tinggi untuk tertular penyakit TBC ini.
Penyakit TBC dapat diobati, semakin cepat diketahui semakin cepat diobati tetapi memang masalahnya obat yang digunakan multiple antibiotika dengan waktu pengobatan minimal 6 bulan.
Infeksi lain yang juga perlu kita identifikasi adalah adanya scabies atau kudis atau gudig yaitu infeksi kulit terutama disela-sela jari tangan dan kaki dan lokasi kulit kita yang tidak berambut. Penyakit ini mudah ditularkan dari satu orang ke orang lain biasanya menyebabkan kulit yang terkena infeksi ini gatal dan bernanah. Gatal-gatal yang ditimbulkan oleh infeksi ini terutama pada malam hari. Penyakit ini ditularkan oleh tungau Sarcoptes scabiei sebuah parasite yang berpindah dari satu orang ke orang lain melalui kontak yang erat. Penyakit ini potensial ditularkan oleh pembantu kita kepada anggota keluarga yang terutama anak-anak kita yang diurus langsung oleh pembantu kita tersebut.
Selain masalah kesehatan masalah kebiasaan hidup bersih juga merupakan hal penting bagi para pembantu kita apalagi pada mereka yang memang bertugas menyiapkan makan dan minum kita baik untuk anggota keluarga kita yang telah dewasa maupun untuk anak-anak kita. Kebiasaan untuk selalu cuci tangan dengan sabun baik setelah keluar dari toilet/WC maupun ketika akan memasak dan selesai memasak. Cuci tangan yang dilakukan secara rutin ternyata telah terbukti menyebabkan turunnya kasus infeksi usus khusunya bagi orang yang rutin mencuci tangannya. Oleh karena jika pada bulan-bulan pertama anggota keluarga kita terutama anak-anak kita sering mengalami diare maka kita harus memeriksa apakah pembantu baru kita bekerja dengan menjaga kebersihan.
Mengidentifikasi berbagai infeksi pada pembantu dan meminta untuk menerapkan budaya sehat tentu bukan saja membawa kebaikan kepada kita dan keluarga kita tetapi juga membawa kebaikan kepada para pembantu baru kita tersebut.
Dr. dr. H.Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB,FINASIM, FACP
Praktisi Klinis
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM
Ketua Bidang Advokasi PB PAPDI